dermaga tulang bawang lampung menurut masyarakat setempat dermaga yang berada di menggala ini sudah berdiri sejak dulu,jauh sebelum belanda datang ke indonesia tepat nya di daerah tulang bawang.dari dermaga inilah masyarakat menggala mulai mengenal agama yang di bawa oleh orang-orang asing yang datang karena dulunya dermaga ini di jadikan sebagai tempat singgah kapal-kapal asing yang berdagang baik untuk menjual ataupun mengangakut rempah-rempah karena memang lampung ini di kenal sebagai penghasil rempah-rempah yang sangat banyak dan terkenal dengan hasil yang bagus dan berkualitas.
pada zaman hindu-buddha dermaga ini di gunakan sebagai pusat perdagangan oleh pedagang asing dari cina, kebanyakan dari mereka berdagang keramik-keramik juga hasil bumi.
pada zaman islam dermaga ini di gunakan tempat berdagang oleh pedagang islam dari cina juga sebagai jalur perdagangan bantul- palembang.
pada era reformasi dermaga ini mengalami pembaharuan yaitu pada tahun 2004 dengan di oprasikannya jalur pelayaran menggala merak, tetapi hal ini tidak berlangsung lama hanya setahun saja di karenakan adanya masalah juga karena kapal-kapal yang berada di sekitara dermaga itu merusak fasilitas masyarakat setempat.
sebelum abad ke-20 dermaga ini di jadikan sebagai jalur ekspor ke daerah palembang,pulau jawa, tidak hanya dalam negeri tapi bahkan sampai ke singapura dan eropa karena memang dermaga ini sangat dekat sekali dengan sungai terbesar dan terluas di lampung dengan lebar 200 meter,lagi pula pada waktu itu menggala sudah sangat maju juga memiliki pelabuhan cukup besar jadi bisa dengan mudah untuk para pedagang untuk memasukan atau mengeluarkan barang dagangan mereka.
Bisa di katakan bahwa masyarakat menggala sangat ramah tamah dan menghormati,menghargai orang dari luar sehingga bisa menerima kedatangan para pedagang asing yang akan melakukan perdagangan di dermaga ini.Menurut pengetahuan masyarakat setempat menggala dermaga berada di dua tempat yaitu di cakat dan di bugis( dermaga yang di gunakan saat ini ),namun dermaga yang ada di cakat sudah tidak ada dan tidak tersisa lagi.
Sedangkan menurut sumber yang lainnya di Tulang Bawang ini memiliki 5 dermaga dengan panjang dermaga 58 meter,meskipun saat ini hanya kapal-kapal kecil saja yang menggunakan dermaga ini untuk menjual hasil bumi dari Pagar dewa,bakung ke menggala,namun sangat di sayangkan dermaga ini sudah tidak terawat dan tidak mendapat perhatian dari pemerintah untuk di perbaiki agar dapat mempermudah masyarakat yang akan melintasi jalur air tersebut dan hanya tinggal besi-besi yang berkarat dan rapuh yang bisa kapan saja patah bisa membahayakan orang yang melintas di sekitarnya, seharus nya dermaga ini bisa di kembangkan lagi selain untuk jalur perdagangan juga bisa di jadikan sebagai tempat wisata yang menarik para traveller yang suka dengan dunia air untuk mendatangi tempat ini.
Dermaga dari zaman hindu-buddha sampai Belanda sudah tidak di temukan lagi peninggalannya walaupun hanya sedikit.saat ini jalur dari pagar dewa ke menggala akan mengalami hambatan dan sangat sulit untuk di lewati apabila hujan mengguyur daerah tersebut.Meskipun begitu, para penduduk yang bermata pencaharian sebagai pedagang hasil bumi yang akan memasarkan barang dagangannya tetap menjadikan dermaga ini sebagai jalur alternatif utama antara pagar dewa-menggala-bakung karena tidak memungkinkan juga untuk menggunakan jalur darat.
Home Unlabelled DERMAGA TULANG BAWANG
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar